Update Banjir Aceh, Korban Meninggal 349 Orang, 92 Orang Dinyatakan Hilang

Sejumlah warga melintas di dekat puing-puing yang terbawa arus banjir di kawasan Desa Bukit Tempurung, Kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (3/12/2025).(ANTARA/Syifa Yulinnas)

BENCANA banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh sejak 18 November 2025 terus menimbulkan duka mendalam. Hingga Jumat (5/12) malam pukul 19.53 WIB, Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh melaporkan jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 349 orang, dengan 92 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

“Korban meninggal kembali bertambah hari ini berdasarkan laporan dari daerah,” ujar Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh, Murthalamuddin, di Banda Aceh, Jumat (6/12).

Data Posko menyebutkan bahwa bencana ini telah berdampak masif pada 18 kabupaten/kota di Aceh, mencakup 234 kecamatan dan 3.978 gampong (desa). 

Secara keseluruhan, 321.134 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 1.404.130 jiwa terdampak. Dari jumlah tersebut, 194.233 KK (775.346 jiwa) terpaksa mengungsi di 824 lokasi. 

Selain korban jiwa dan hilang, tercatat pula 2.872 orang mengalami luka ringan dan 576 orang menderita luka berat.

Kerugian Infrastruktur di Ribuan Titik

Dampak kerugian materiil akibat bencana ini sangat signifikan. Murthalamuddin merinci sebanyak 115.228 unit rumah mengalami kerusakan. Fasilitas publik juga lumpuh akibat rusaknya 452 titik jalan dan 312 titik jembatan.

Kerusakan turut terjadi pada:

• Perkantoran: 205 unit
• Tempat Ibadah: 201 unit
• Sekolah: 243 unit
• RS/Puskesmas: 245 unit
• Pondok Pesantren: 15 unit

Sektor pertanian dan perkebunan juga terpukul dengan rusaknya 65.024 hektare lahan persawahan dan 12.513 hektare lahan perkebunan.

Prioritas Evakuasi dan Distribusi Bantuan

Pemerintah bersama tim gabungan (TNI, Polri, BNPB, dan pihak terkait lainnya) saat ini berfokus pada upaya pencarian korban hilang dan percepatan penyaluran bantuan.

“Fokus kami saat ini adalah evakuasi, pencarian korban hilang, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga yang mengungsi,” tegas Murthalamuddin.

Distribusi bantuan untuk korban bencana terus dimaksimalkan, terutama untuk daerah-daerah yang terisolasi. 

Murthalamuddin menyampaikan, per Rabu (3/12), daerah yang masih terisolir didistribusikan lewat jalur udara dan laut.

Untuk daerah yang belum terjangkau jalur darat seperti Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur, bantuan dikirim melalui laut maupun udara. 

Sementara itu, daerah Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara dipasok melalui jalur udara menggunakan helikopter, pesawat Hercules, dan moda transportasi udara lainnya.

“Pemerintah Aceh bersama dengan TNI, Polri, BNPB, dan semua pihak, terus berupaya maksimal untuk menjangkau dan mendistribusikan bantuan kepada seluruh masyarakat,” tutup Murthalamuddin. (Ant/Z-1)