Kala Gawai Bikin Susah Berkata-Kata

1 day ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Awalnya, Alan (33 tahun) menyangka putranya baik-baik saja. Ia bergerak dengan lincah kesana-kemari bahkan sejak sebelum bisa berjalan. 

Namun, ia tunggu sembilan bulan, setahun, bahkan dua tahun, sang buah hati tak juga kunjung bisa berkata-kata. “Kita kira hanya terlambat sebentar,” ujar pria yang tinggal di Bandar Lampung, Provinsi Lampung tersebut kepada Republika.

Saat ia bawa sang putra ke ahli tumbuh kembang anak, barulah ia paham bahwa anaknya terkena sindrom speech delay alias keterlambatan berbicara. Sang anak juga harus menjalani terapi dan masuk ke sekolah khusus.

Alan mengingat-ingat kembali, bagaimana ia membesarkan anaknya tersebut. “Memang dari kecil sudah kami kasih handphone,” kata dia. Ia suka menonton konten terkait alat-alat transportasi. Jika tak diberi, sang anak tantrum dan mengamuk.

Sejak mengetahui analisis dokter ahli, ia kemudian bertekad mengurangi paparan gawai terhadap anaknya. Pelan-pelan, sang anak mulai bisa berkomunikasi dan bersekolah seperti anak-anak lainnya. 

“Hanya memang sering susah disuruh fokus,” kata dia. Anaknya juga masih sering merengek minta “main hape” meski tak lagi disertai tantrum seperti saat masih kecil.

Kasus yang terjadi pada Alan tersebut bukan tunggal di Indonesia. Bahkan dalam banyak hal lebih parah.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPA3KB) Kabupaten Bandung mengungkapkan sebanyak 22 anak menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Kabupaten Bandung Barat periode Januari hingga November tahun 2025. Mereka mengalami kecanduan media sosial (medsos) hingga mengalami gangguan kontrol impuls.

"Sepanjang tahun 2025 sampai dengan data terakhir di bulan November, terdapat 22 kasus anak yang mendapatkan pelayanan pemulihan atau pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat," ucap Kepala DPA3KB Jawa Barat Siska Gerfianti dikonfirmasi, Kamis (27/11/2025).

Ia menuturkan, rentang usia anak yang mengalami kecanduan medsos mulai dari anak usia 7 tahun sampai dengan usia 18 tahun. Dengan jenjang pendidikan terakhir yang terbanyak yaitu sekolah dasar. "Klien terbanyak yaitu di usia 15 tahun sebanyak 8 anak," kata dia.

Siska melanjutkan mayoritas diagnosis terhadap anak yang mengalami kecanduan medsos yaitu mengalami gangguan kontrol impuls. Ini kondisi mental yang ditandai dengan ketidakmampuan mengendalikan dorongan untuk melakukan sesuatu yang berulang, yang seringkali membahayakan diri sendiri atau orang lain.

"Seseorang dengan gangguan ini bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya, dan tindakan tersebut bisa menyebabkan tekanan dan masalah dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.

Dalam penanganan kasus anak, selain melakukan perawatan dan pengobatan kepada yang bersangkutan, ia mengatakan pihak keluarga diberikan edukasi misalnya mengenai digital parenting, aktivitas alternatif yang menarik bagi anak. Diharapkan orang tua dapat menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya.

Pihaknya berkolaborasi dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dalam rangka digital parenting melalui Program Paaredi yaitu Pengasuhan Anak dan Remaja di Era Digital. Program tersebut disinergikan dengan program Jabar Cekas Jawa Barat Berani Cegah Tindakan Kekerasan.

Siska menambahkan penggunaan teknologi digital yang semakin meluas penuh dengan tantangan khususnya dampak dan ancaman kepada anak-anak apabila tidak dibekali literasi untuk orang tua. Peningkatan pengaduan dari penyalahgunaan teknologi dapat terjadi.

Ia mengajak bersama-sama memberikan edukasi digital dan mempromosikan kebiasaan digital yang sehat. Bagi masyarakat yang memerlukan layanan dan konsultasi dapat menghubungi nomor hotline SAPA 129, atau hotline UPTD PPA Jabar  085222206777, juga hotline Puspaga untuk konsultasi parenting dengan nomor 081214500682.

Selain itu, pihaknya menerima berbagai pengaduan masyarakat melalui unit layanan di UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA). Selanjutnya penanganannya akan dikoordinasikan apabila memerlukan penanganan dan pendampingan dari instansi lain.

"Seperti laporan pengaduan anak yang kecanduan medsos kami terima dan untuk kebutuhan pemulihannya apabila tingkatannya sudah memerlukan pengobatan, kami tangani bersama-sama dengan rumah sakit jiwa," kata dia.

Read Entire Article